Kembang api mulai dikenal sejak ditemukannya bubuk mesiu pada abad ke-9 di Cina.
Ceritanya, waktu itu seorang juru masak secara tidak sengaja mencampur tiga bahan bubuk hitam (black powder) yang ada di dapurnya, yaitu garam peter atau KNO3 (kalium nitrat), belerang (sulfur) dan arang dari kayu (charcoal).
Ternyata campuran ketiga bahan tersebut merupakan bubuk mesiu yang mudah terbakar.
Jika bubuk mesiu itu dimasukkan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya, kemudian sumbu dibakar, maka mesiu itu akan mengeluarkan suara ledakan keras. Petasan itulah dasar dari pembuatan kembang api, yang lebih menitikberatkan pada warna-warni dan bentuk semburan pijaran api di udara. Berkat kemajuan teknologi, kini kembang api bisa mengeluarkan warna percikan api yang beragam dengan pola semburan percikan api yang juga bervariasi.
Kembang api yang berwarna-warni tentu menarik perhatian anak-anak. Namun jika tidak hati-hati, percikan bunga api itu bisa menimbulkan luka bakar yang serius. Anda tentu tidak ingin kecelakaan ini menimpa buah hati Anda. Agar anak-anak terhindar dari bahaya bermain kembang api, ada beberapa tips yang harus diperhatikan: